Pengertian Ilmu Sosial Dasar
ILMU SOSIAL DASAR
Ilmu Sosial Dasar adalah Suatu program pelajaran baru yang dikembangkan di Perguruan Tinggi. Pengembangan Ilmu Sosial Dasar ini sejalan dengan realisasi pengembangan ide dan pembaruan sistem pendidikan yang bersifat dinamis dan inovatif. Ilmu-ilmu Sosial Dasar adalah ilmu ilmu dipergunakan dalam pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.
DEFINISI ILMU SOSIAL DASAR MENURUT PARA TOKOH
1.Emile Durkheim (1858-1917)
Pemikiran Durkheim tentang masyarakat dapat digunakan sebagai alat analisis kondisi masyarakat Indonesia pascareformasi (tahun 1998), yang menghadapi problem integrasi sosial. Durkhleim dalam pemikirannya mengajukan pandangan tentang penafsiran masyarakat yang terintegrasi (solidaritas sosial), makna moral, kondisi hukum dan kondisi masyarakat anomi (tiada moral).
Problem sosial yang dihadapi Durkhleim menjelang abad ke-19, adalah cepatnya pertumbuhan industri dan terjadinya destruksi masyarakat akibat konflik antar kelompok, antara kelompok gereja dan negara, politik antisemu dan tumbuhnya kelompok sosialis dan peristiwa "dreyfus" serta timbulnya unsur sosial baru. Akibat demikian timbul minat Durkheim untuk mengintegrasikan masyarakat (Perancis)dengan isu utama "solidaritas sosial". Sebagai pertanyaan problem sosialnya adalah:
1.Apa yang dapat diperbuat untuk suatu masyarakat unit-unit individu(gabungan-gabungan individu).
2.Apa perekat manusia satu dengan manusia lainnya atau determinan transformasi apa dari kebersamaan.
2.Karl Marx (1818-1883)
Relevansi pemikiran Marx dewasa ini, sehubungan dengan adanya kecenderungan pergeseran pemikiran dan sikap masyarakat Indonesia dari pandangan masyarakat yang selaras, serasi, dan seimbang serta stabilitas dan dinamis, ke arah masyarakat yang terbuka, demokratis, bebas menyatakan pendapat, bahkan cenderung menimbulkan konflik akibat pandangan demokrasi yang disalahtafsirkan dan kebablasan. Marx dalam hal ini mengajukan pandangan-pandangan tentang asumsi-asumsi kontradiksi dalam masyarakat yang pincang, adanya kesenjangan antara kaum modal dengan kaum buruh,ekploitasi, dominasi, dan alienasi.
Karl Marx melihat seluruh struktur sebagai lapisan-lapisan yang penuh dengan kontradiksi dan merupakan proses yang terus menerus sebagai perubahan dialektika. Semua masyarakat yang dalam keadaan bergerak sebab mengandung unsur-unsur kekuatan yang saling bertentangan. Masyarakat terdiri dari oposisi-oposisi yang terus berjuang untuk mencapai suatu kedudukan tertentu. Revolusi untuk memperoleh perjuangan tersebut adalah dapat dicapai melalui sintesis baru yang akhirnya tiada lain adalah pertentangan.
Beberapa asumsi struktural konflik yang diajukan Marx antara lain:
1. Fenomena dunia sosial adalah berkarakter selalu mengalir dan berubah, dengan perubahan yang teratur, seragam, dan rutin. Pola-pola perubahan fenomena sosial diperlihatkan pada hubungan sosial manusia dalam keteraturan ekonomi, seperti perlunya meningkatkan nafkah kehidupan yang berat dan berdampak pada seluruh struktur masyarakat.
2. Keanekaragaman kehidupan manusia sikap dan perilakunya dibentuk oleh institusi sosial baik itu primitif atau feodal dan kapitalis, adalah merupakan basis dan esensi alam manusia.
3. Dasar filosofinya adalah materialisme sejarah.
3.Immanuel Wallerstein (1974-1987)
Apa yang disebutnya sebagai ilmu sosial adalah salah satu pewaris yang jauh melampaui kearifan itu... yang telah ada atau yang telah dideduksikan semacam itu. Ilmu sosial adalah usaha penjelajahan dunia modern. Akarnya tertanam pada upaya yang mekar sejak zaman abad keenambelas, serta merupakan bagian dan bidang konstruksi dunia modern. Tujuannya untuk mengembangkan pengetahuan sekular secara sistematis tentang realitas yang hendak dibuktikan secara empiris (Wallerstein, 1997:2).
Pernyataan diatas jelas, bagi Wallerstein letak persamaannya dalam rumpun ilmu sosial pada aspek aksiologis, yakni kearifan yang telah berlaku secara konsisten sejak dahulu untuk mengembangkan kepentingan pengetahuan manusia dan dibuktikan secara empiris. Tidak peduli apakah itu bersifat nomotetis generalin, maupun ideografis partikularistik, ataupun mungkin perpaduan di antara keduanya, namun ia lebih menganjurkan untuk semakin meningkatkan dialog antara kedua pendekatan tersebut.
KESIMPULAN DEFINISI ILMU SOSIAL DASAR DARI KETIGA TOKOH
Dari berbagai definisi dari para ahli tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai sosial adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat kestabilan masyarakat dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari sosial itu bersifat sangat penting bagi kehidupan manusia.
Dan dapat disimpulkan bahwa manusia butuh ilmu sosial karena :
1.) Manusia tidak bisa hidup sendiri
2.) Manusia sebagai pewaris kebudayaan
3.) Manusia sebagai makhluk yang beradab
Tujuan Ilmu Sosial Dasar
Tujuan Ilmu Sosial Dasar ialah :
- Membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan ciri-ciri kepribadian yang diharapkan dari setiap anggota golongan terpelajar Indonesia, khususnya berkenaan dengan sikap manusia dan tingkah laku manusia dalam menghadapi manusia-manusia lain serta sikap dan tingkah laku manusia lain terhadap manusia yang bersangkutan.
- Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya,
- Menyadari bahwa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat slalu bersifat kompleks dan hanya mendekatinya dan mempelajarinya secara kritis.
RUANG LINGKUP ILMU SOSIAL DASAR
Materi Ilmu Sosial Dasar terdiri atas masalah-masalah sosial. Untuk dapat menelaah masalah-masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengidentifikasi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertenu. Sehingga dengan demikian bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :
1.Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu, Kenyataan kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda oleh para ahli ilmu ilmu sosial, karena adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangnya. Dalam Ilmu Sosial Dasar kita menggunakan pendekatan interdisiplin/multidisiplin.
2. Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalm Ilmu Pengetahuan Sosial.
Sebagai contoh dari konsep dasar semacam itu misalnya konsep "keaneka ragaman", dan konsep "Kesatuan Sosial", Bertolak dari kedua konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan sadari bahwa di dalam masyarakat selalu terdapat :
a. Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku baik secara individual dan atau kelompok/golongan.
b. Persamaan dan perbedaan kepentingan.
Persaman dan perbedaan itulah yang menyebabkan sering timbulnya pertentangan/konflik, kerja sama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.
3. Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
TANGGAPAN TENTANG MASALAH-MASALAH SOSIAL ILMU SOSIAL DASAR
MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA
Penganguran atau Tuna karya adalah istilah untuk suatu keadaan di mana seseorang tidak bekerja. Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam kurun waktu seminggu, yang sedang berusaha mencari pekerjaan dan ini juga mencangkup mereka yang sedang menunggu panggilan kerja terhadap lamaran kerja yang di mereka ajukan atau sedang tidak mencari pekerjaan karena beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang tersedia atau yang memadai. Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada.
Dampak-dampak dari pengangguran
Akibat-akibat yang ditimbulkan dari tingginya angka pengangguran
Bagi Negara:
- Penurunan pendapatan perkapita.
- Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
- Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
Bagi Masyarakat:
- Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
- Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
- Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Banyak cara untuk mengurangi atau mengatasi angka pengangguran di Indonesia, diantaranya:
1. Membuat lapangan pekerjaan
2. Didirikan nya lembaga-lembaga yang mengajarkan keterampilan
3. Menciptakan pribadi-pribadi generasi muda yang berjiwa wirausaha
Agar dapat menyelesaikan masalah pengangguran dengan cepat harus adanya kemauan keras dari masyarakat untuk berprestasi agar mampu bersaing dengan sdm-sdm lainnya dan adanya bantuan yang serius dari pihak pemerintah
SUMBER REFERENSI :
BUKU ILMU SOSIAL DASAR KARYA DRS. H. HARTOMO & DRA. ARNICUN AZIZ(1990)
BUKU ILMU SOSIAL DASAR KARYA DR. M. MUNANDAR SOELAEMAN (2001)
Comments
Post a Comment